Generasi instan, di
era teknologi yang kian canggih, kadang kita jadi kebiasaan pengin mendapatkan
segala sesuatu dengan cepat. Upps, jangan – jangan kita termasuk generasi
instan? Daripada menduga – duga, mending cek dulu yuk, apakah kita memang
menginginkan segala sesuatu serba cepat?
- Biasanya kita selalu belajar SKS alia sistem kebut semalam
- Proses itu ngga penting. Yang penting hasilnya.
- Kalo mau pergi berlibur, kita malas packing sendiri. Mending suruh mbak aja dirumah.
- Kalo ada PR kita lebih mengandalkan mencotek teman di pagi hari.
- Sampai sekarang kita masih bingung mau mengambil jurusan apa saat kuliah nanti.
- Kita bisa bete berat kalo sms yang sudah menunjukan tanda delivered engga juga kunjung dibaca atau dibalas sama teman
- Malas aaah makan di restoran. Mending beli fast food aja deh. 5 menut pesanan kita langsung jadi.
Perhatiin
deh, kalo kita setuju dengan 5 pernyataan tersebut, bisa jadi kita memang
generasi yang ingin serba cepat. Ow ow ow! Ada yang harus dirubah nih..
Karena
terbiasa dengan kehidupan serba cepat, kitapun kebiasaan menuntut semuanya
langsung jadi. Ujung – ujungnya kita lebih memilih sistem SKS dibandingkan
mecicil bahan ulangan beberapa minggu sebelumnya. Atau, contoh lain diantara
kita pasti banyak yang memilih jadwal les sepulang sekolah, karena merasa malas
belajar disekolah. Padahal lagi – lagi materi yang diberikan di les adalah
materi praktis yang membuat kita engga repot – repot menelusuri jawabanya.
Lebih gampang sih memang, tapi gara – gara sering menggunakan jalan pintas begini,
kita jadi melewatkan bagaimana serunya sebuah proses. Padahal ketika sudah
besar nanti, kita pasti bakal kehilangan momen – momen seru disekolah. Sayang
banget kan
Sebenernya
sih bukan salah kita juga sampai akhirnya disebut sebagai generasi instan. Nah
kalo udah terlanjur, tuk bebenah diri. Kita belajar untuk mulai menghargai segala
proses yang terjadi di kehidupan.
Posting Komentar