Chinese Food Syndrome



Apa sih chinese food syndrome itu?

          Dulu sekitartahun 60-an di China ada sindrom yang diderita oleh masyarakat yang terlalu banyak mengkonsumsi makanan China. Gejalanya berupa sakit kepala, mual, mata berkunang-kunang, kulit wajah memerah, berkeringat, kulit wajah terlihat seperti tertarik, dada terasa sakit, dan mulut terasa terbakar. Semua gejala ini muncul karena mereka mengkonsumsi makanan yang terlalu banyak kandungan MSG (Monosodium Glutamat).

          Meskipun namana chinese food syndrome, bukan cuma makanan China saja yang berpotensi menimbulkan penyakit ini. Semua makanan yang terlalu banyak mengandung MSG bisa mengakibatkan sindrom ini. Dan kenyataannya hampir semua indrusti makanan, mulai dari camilan ringan, restoran mahal, sampai tukang bakso gerobak di pinngir jalan, suka membumbui makanan mereka dengan MSG yang berlebihan. Gawatnya lagi, BPOM Indonesia sendiri tidak mengatur kadar batas aman penggunaan MSG. Dalam SK Menteri Kesehatan 1979, hanya disebutkan bahwa seluruh jenis makanan wajib mencantumkan kadar MSG yang mereka gunakan dalam produknya

Lho, memang ada apa dengan MSG?


          MSG ditemukan pertama kali oleh Dr. Kikune Ikeda dari Universitas Tokyo Imperia pada tahun 1908. Awalnya, Dr. Ikeda meneliti masakan tradisional Jepang yaitu kaldu yang terbuat dari rumput laut (konbu). Kaldu ini umum digunakan masyarakat Jepang karena memiliki cita rasa kuat. Dari hasil penelitian itu terungkap bahwa rasa lezat disebabkan oleh molekul glutamin yang merupakan senyawa turunan dari glutaman (GLU) dan menjadi bahan dasar dari MSG.
          Tahun 1975, Istitut Petanian Bogor (IPB) pernah meneliti efek MSG terhadap ayam. Ayam-ayamtersebut diberi dua miligram MSG setiap hari. Hasilnya, ayam tersebut mati setelah beberapa lama mengkonsumsi MSG. Itu efek yang terjadi pada binatang, artinya efek yang sama juga bisa terjadi pada manusia. Sayangnya sampai saat ini MSG masih dipakai untuk meningkatkan cita rasa masakan. Padahal, penelitian terakhir menunjukkan MSG yang dipanaskan pada suhu tinggi dapat menyebabkan penyakit kanker.
          Makanya, sebelum beli makanan atau snack, lihat dulu kadar MSG yang ada dalam makanan tersebut. Menurut WHO, kadar MSG untuk orang dewasa adalah 120 mg setiap kilogram berat badan dalam satu hari. Begini cara menghitung MSG normal yang boleh dikonsumsi:
Berat badan kita = 50 kg
Kadar MSG yang boleh dikonsumsi per hari = 50 x 120 mg = 6 g/hari

Bagaimana cara mengatasinya?

  1. Hindari makanan atau minuman yang mengandung pengawet, pewarna, esens, dan pemanis buatan. Kita bisa melihat kandungan zat-zat ini dibungkus makanan yang kita beli
  2. Masakan rumah itu sudah paling oke. Lebih baik kita membawa bekal sendiri ke sekolah. Bilang sama mama atau simbak supaya tidak menambahkan vetsin yang mengandung MSG. Vetsin sebenarnya hanya sugesti saja agar makanan enak
  3. Bila kurang gurih, vetsin bisa diganti dengan gula. Gula akan memberi rasa manis dan gurih pada makanan
  4. Kalaupun harus memakai MSG, usahakan jumlahnya sesedikit mungkin.




P.S.: Picture taken from http://blog.eteacherchinese.com/
Source: Kawanku Magz.


Posting Komentar

Copyright © 2011- XI IPA 7 Smansabara
Diberdayakan oleh Blogger.